KUAN TIMOR : BALE AMLELET, PAH AMASAT

Mutis: the little scotland of Timor

       Mutis: the little scotland of Timor

By : Jecho Agu

Bae son bae tanah timor lebe bae.....
Sepenggal untaian melodi syahdu dalam syair Bolelebo yang menggambarkan rasa bangga dan cinta yang membawahku kembali pada suatu peradaban di negri nusa lontar itu...Timor tanah kelahiranku menuai rindu, membasuh perih melihat tanah yang berlimpah madu yang susu yang terlupakan...
Suatu perjalanan panjang dipulau timor dalam bagian risetku menghantarkan ku, tepat pada akhir bulan desember 2016 lalu pada sebuah dusun kecil dipulau timor....Ya itu adalah mutis, negri terjanji yang terlupakan dengan kekayaan susu dan madu yang berlimpah. Sejenak tersandar dalam lamunan, merileksasi energi yang terkuras akibat perjalan yang menantang dibawah spot hutan ampupu dengan hamparan padang savana dihiasi gunung batu dan ternak sapi dan kuda berhamburan laksana butir-butir mutiara didasar laut ingin rasanya hati ini meneriakan ketidak adilan yang dialami saudara-saudaraku disana tapi apakah mungkin???
Konon, menurut masyarakat setempat, ada orang asing yang pernah berkunjung ke kawasan mutis ini, lantas teringat perbukitan di Skotlandia. Mereka lalu menjulukinya Mutis dengan julukan “ The little Scotland”.
Mutis ibarat telaga  di gurun Pulau Timor yang tandus. Padang rumput hijau laksana permadani, menghampar luas di atas bukit. Rimbun pohon ampupu (Eucayptus urophylla) berumur ratusan tahun, namun tetap berdiri kokoh. Lumut janggut (usnea barbabata) menggelayut riang diterpa angin serta kearifan lokal masyarakat yang masih terjaga  membuat tempat ini laksana oase  yang adalah penyangga kehidupan masyarakat di Pulau Timor yang kering dan tandus. Ekosistem pada daerah pegunungan memegang peranan yang sangat penting  guna mendukung ekosistem yang berkelanjutan khusunya pada daerah dataran rendah dan pesisir. Ekosistem pada daerah dataran tinggi (Pegunungan) merupakan kawasan penyangga kehidupan manusia secara umum. Untuk itu keberlanjutannya harus dijaga dan dipelihara secara bijaksana.

Share, Respect and Rise Together
Kawasan hutan Mutis memiliki tipe vegetasi perwakilan hutan homogen dataran tinggi yang didominasi berbagai jenis Flora maupun Fauna endemik Timor misalnya ampupu (Eucalyptus urophylla) dan Cendana (Santalum album), podocarpus sp, casuarinas junghuniana Mig dan Celtis Wightii Planch sedangkan Jenis fauna yang terdapat pada kawasan ini  misalnya rusa Timor (Cervus timorensis), Kuskus, Biawak timor (Varanus timorensis), Ular sanca Timor (Phyton timorensis), punai Timor (Treon psittacea), Betet Timor (Apromictus jonguilaceus), pergam Timor (Ducula cineracea), dll. Gunung mutis terletak di bagian barat laut Pulau Timor, Secara administrasi berada dalam dua wilayah kabupaten yaitu Kabupaten Timor Tengah Selatan dan Timor Tengah Utara dengan puncak ketinggian 2.427 meter dpl. Gunung Mutis  terkenal dengan gunung-gunung batu marmernya yang oleh masyarakat setempat disebut Faut Kanaf atau batu nama simbol kepercayaan masyarakat atoin meto atau suku dawan diTimor yang merupakan suku tertua di pulau Timor. Dalam konteks kawasan penyangga Kawasan Mutis menjadi sumber pemasok air utama, bagi masyarakat dipulau timor yang dialiri dalam tiga Daerah Aliran Sungai (DAS) besar di Pulau Timor yaitu Noelmina dan Noel Benain di bagian selatan dan Noel Fail di bagian utara.



1. Kawasan Hutan Homogen Ampupu diMutis. 

Konon kawasan hutan homogen ampupu yang terdapat diMutis ini merupakan kawasan hutan  Ampupu terluas di dunia. Menurut LIPI, pada kawasan hutan mutis terdapat pohom Ampupu dengan ukuran  diameter lingkaran batang terbesar di dunia mencapai  3, 75 m. 

       2. Padang Silvopasture Alam
Mutis terkenal dengan daerah lumbung ternak dipulau Timur hal ini dikarenakan masyarakat setempat sejak ribuan tahun lalu menerapkan sistem tradisional suf”  yang adalah bentuk kearifan masyarakat dalam mengembalakan ternak baik sapi, kuda, babi, kambing, dll secara lepas dengan pembuatan ranch peternakan secara alami yang dibatasi oleh kedua bukit yang ditentukan oleh raja atau tobe (Kepala suku). Ranch yang ada dimutis sama halnya dengan yang ada diAustralia namun model cara pengelolaannya masih bersifat tradisional dengan menjaga kelestarian alam. Berada ditempat ini serasa berada di Darwin atau Hawai dengan suguhan padang silvopasture.


       3. Komuditi Unggulan

Wilayah Mutis merupakan wilayah potensial dalam pengembangan usaha tani bagi masyarakat Timor selain lumbung ternak, mutis juga merupakan lumbung makanan bagi masyarakat diTimor. Hampir separuh komuditi yang diperoleh masyarakat dipasar-pasar tdisional diperoleh dari wilayah mutis baik baik mutis TTS maupun wilayah mutis Babnain di TTU. Katakan saja diMutis punya tanaman asli beberapa dan sangat menjanjikan untuk dibudidaya misalnya Jenis Kopi Arabica Mutis, Apel Mutis, Bawang, Polong-polongan, asam, sayur-sayuran, matu hutan, sapi dan sebagainya. Semuanya tumbuh dengan subur disini.   Kalau mendengar Syair lagunya Koes ploes “ Kolam Susu” mungkin saya berpikir dahulu dia teropsesi dengan daerah ini sampai-sampai ‘tongkat kayu dan batu yang ditanam dapat berubah jadi tanaman” ahahahahaha..
Hampir keselurahan wilayah mutis memiliki kadar PH tanah  netral dengan kisaran 6,0 – 7,0 dan masyarakat diMutis memandafaatkan lahan mereka 2 kali selama setahunnya dalam usaha tani mereka.... Itulah mutis Negeri yang berkelimpahan susu dan madu yang saat ini dilupakan....










      4. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Hal yang sangat ironis  ketika kehidupan masyarakat didaerah yang subur dengan sumber daya alam melimpah namun tingkat pertumbuhan ekonomi dan sosialnya jauh dari batas kewajaran. Katakan saja wilayah kecamatan Meomafo Barat , Kab Timor Tengah Utara dimana daerah ini masuk nominasi sebagai daerah dengan tingkat kemiskinan tertinggi ke tiga diKabupaten TTU. Apa yang salah sebenarnya? Tanah yang subur, Sumber Daya Alam yang melimpah, banyak program pendampingan dan NGO disana namun toh mereka terus di dikotomi sebagai darah miskin??? Ahhh....terkadang sungguh tak adil kalau dipikir tapi inilah kenyataannya........Quo Vadis????..






 Semoga tidak ada lagi dusta diantara kita dengan terus menjerumuskan masyarakat sebagai lahan investasi dan memperkaya diri...”







 

Tidak ada komentar

Gambar tema oleh rion819. Diberdayakan oleh Blogger.